LIMA BENANG MERAH DALAM PERSALINAN
LIMA BENANG MERAH DALAM
PERSALINAN
1.
Membuat
Keputusan Klinik
Membuat keputusan meerupakan proses yang
menentukan untuk menyelesaikan masalah dan menentukan asuhan yang diperlukan
oleh pasien. Keputusan ini harus akurat, komprehensif dan aman baik pasien dan
keluarganya maupun petusa yang memberi pertolongan.
Membuat keputusan klinik merupakan serangkaian
proses dan metode yang sistematik menggunakan informasi dan hasil dari olah
kognitif dan intuitif serta di padukan dengan kajian teoritis dan intervensi
berdasarkan bukti (evidence based),
ketrampilan yang di kembangkan melalui berbagai tahapan yang logis dan
dinperlukan dalam upaya untuk menyelesaikan masalah yang berfokus pada pasien
(Varney, 2002).
Semua upaya di atas akan bermuara pada
bagaimana kinerja dan perilaku yang di harapakan dari seorang yang memberikan
asuhan dalam dalam menjalankan tugas dan pengalaman ilmunya kepada pasien.
Pengetahuan dan ketrampilan saja ternyata tidak dapat menjamin asuhan atau
pertolongan yang di berikan dapat memberikan hasil maksimal atau memenuhi
standar kualitas pelayanan dan harapan pasien apabila tidak di sertai dengan
perilaku terpuji.
Tujuh langkah dalam membuat keputusan klinik :
a.
Pengumpulan
data utama dan relevan untuk membuat keputusan
Semua pihak yang terlibat mempunyai peranan penting dalam setiap langkah pembuatan keputusan klinik. Dari
data subyektif yang di peroroleh dari anamnesa. Data obyektif dari hasil
pemeriksaan fisik di peroleh melalui serangkain upaya sistematik dan terfokus.
Validitas dan akurasi data akan sangat membantu pemberi layanan untuk melakukan
analisis dan pada akhirnya, membuat keputusan klinik yan tepat.
Data subyektif adalah infomasi yang di
ceritakan ibu tentang apa yang di rasakanya apa yang sedang di alami dan telah
di alaminya. Data subyektif juga meliputi informasi tambahan yang di ceritkan
oleh para anggota keluarga tentang status ibu, terutama jika hal tersebut dapat
di telusuri untuk mengetahui penyebab masalah atau kondisi kegawatan.
Data Obyektif adalah informasi yang di
kumpulkan berdasarkan hasil pemeriksaan atau pengamatan terhadap ibu.
b.
Menginterpresetasikan
data dan mengidentifikasi masalah
Setelah data di kumpulkan penolong persalinan
melakukan analisis untuk membuat alur algoritma suatu dignosa. Peralihan dari
analisis data hingga dignosa yang linear berlangsung secara terus menerus,
serta di kaji ulang berdasarkan waktu, pengamatan, dan pengumpulan data secara
terus menerus.
Diagnosis di buat sesuai dengan istilah atau
nomenklatur spesifik kebidanan yang mengacu pada data utama, analisis data
subyektif dan obyektif yang di peroleh. Diagnosa menunjukan variasi kondisi
yang berkisar di antara normal dan patologis.
c.
Menetapkan
diagnosa kerja atau merumuskan masalah
Proses membuat pilihan definitif setelah
pertimbangkan berbagai pilihan lain dengan kondisi yang hampir sama. Membuat
satu diagnosis kerja diantara berbagai dignosis banding.
Rumusan masalah mungkin saja terkait langsung
maupun tidak langsung terhadap dignosis kerja tapi dapat juga masalah utama
yang saling terkait dengan berbagai masalah penyerta atau berbagai faktor lain
yang konstribusi dalam terjadinya masalah utama.
d.
Menilai
adanya kebutuhan dan kesiapan intervensi untuk mengatasi masalah
Bidan tidak hanya terampil membuat diagnosa
bagi pasien yang di layani tetapi juga harus mampu mendeteksi setiap situasi
yang dapat mengancam keselamatan jiwa ibu dan bayinya.
Untuk mengenali situasi tersebut, para bidan
harus pandai membaca situasi klinik dan budaya masyarakat setempat sehingga
mereka tanggap dalam mengenali kebutuhan terhadap tindakan segera sebagai
langkah penyelamatan bagi ibu dan bayinya jiak suatu gawat darurat terjadi
selama atau setelah menolong persalinan.
e.
Menyusun
rencana pemberian asuhan atau intervensi untuk solusi masalah
Upaya ini di kenal sebagi kesiapan menghadapi
persalinan dan tanggap terhadap komplikasi yang mungkin terjadi (birth preparations and complacation
readines), sehingga bidan mampu melakukan deteksi dini jika ada gangguan
atau penyulit dalam persalinan.
f.
Melaksanakan
asuhan / intervensi terpilih
Rencana asuhan atau intervensi bagi ibu
bersalin di buat kajian data obyektif dan subyektif, identifikasi kebutuhan dan
kesiapan asuhan atau intervensi efekstif dan mengukur sumber daya atau
kemampuan yang di miliki. Semua di lakukan agar ibu bersalin dapat di tangani
secara baik, terlindungi dari masalah atau penyulit yang dapat menganngu upaya
untuk menolong pasien, hasil pelayanan, kenyamanan dan keselamatan ibu dan bayi
nya.
g.
Memantau
dan mengevaluasi efektivitas asuhan atau intrevensi
Rencana kerja yang telah di kerjakan, akan di evaluasi
untuk menilai tingkat efektivitasnya. Proses
pengumpulan data, membuat diagnosis, memilih intervensi, menilai kemampuan diri, melaksanakan asuhan dan evaluasi.
Asuhan yang efektif apabila masalah yang di hadapi dapat diselesaikan atau
membawa dampak yang menguntungkan terhadap diagnosis yang telah di tegakan.
Asuhan atau intervensi di anggap membawa dampak menguntungkan terhadap
diagnosis yang telah di tegakan. Bila asuhan atau intevensi tidak membawa hasil
atau dampak seperti yang di harapkan maka sebaiknya di lakukan kajian ulang dan
penyusunan kembali rencana asuhan sehingga pada akhirnya dapat memberi dampak
seperti yang di harapkan.
2. Asuhan sayang
Ibu
Asuhan sayang ibu adalah asuhan yang
mengahargai budaya, kepercayaan, keinginan ibu. Prinsisp dasar asuhan sayang
ibu adalah dengan mengikutsertakan suami dan keluarga selama proses persalinan dan kelahiran bayi. Banyak hasil penelitian menunjukan
bahwa jika para ibu di berikan dukungan saat proses persalinan dan mengetahui
dengan baik bagaimana proses persalinan serta asuhan yang akan di berikan, maka
mereka meraskan rasa nyaman (Enkin, Et al, 2000).
Asuhan sayang ibu dalam proses persalinan :
a.
Panggil
ibu sesuai dengan namamya, hargai dan perlakukan ibu sesuai dengan martabatnya
b.
Jelaskan
asuhan mulai proses dan asuhan yang akan di
berikan
c.
Jelaskan
Proses persalinan kepada ibu dan keluarganya
d.
Anjurkan
ibu untuk bertanya dan membicarakan rasa takut atau kuwatirnya
e.
Dengarkan
dan tanggapi rasa takut dan kekawatiran ibu.
f.
Berikan
dukungan dan besarkan hatinya dan tetramkan hati ibu beserta keluarganya
g.
Anjurkan
ibu di temani suami atau kelurganya
h. Ajarkan
kepada suami atau keluarga mengenai cara - cara bagaimana mereka dapat
mengurangi rasa nyeri dan memberikan dukungan saat menjelang persalinanya
i.
Secara
konsisten lakukan praktek - praktek yang dapat mencegah infeksi
j.
Hargai
privaci Ibu
k.
Anjurkan
ibu untuk melakukan berbagai macam posisi saat persalina
l.
Anjurkan
ibu untuk makan minum selama dalam proses persalinan
m. Hargai dan perbolehkan praktik tradisional
yang tidak merugikan pasien
n.
Anjurkan
ibu untuk memeluk bayinya segara mungkin.
o.
Membantu
memulai pemberian ASI dalam satu jam pertama setelah persalinan
p.
Siapkan
rencana rujukan (jika perlu)
q.
Mempersiapkan
persalinan dan kelahiran bayi dengan baik dan
bahan
3.
Praktek
Pencegahan infeksi
Tindakan pencegahan infeski tidak terpisahkan
dari komponen komponen lain dalam asuhan selama persalinan dan kelahiran bayi, tindakan ini ahrus di siapkan di semua aspek asuhan
untuk melindungi ibu dan bayi, keluarga dan petugas. Sehingga dalam tatalaksana
asuhan persalinan salah satunya mengacu pada tata laksana pencegahan infeksi
yang baik.
Definisi prosedur yang digunakan dalam
pencegahn infeksi :
a.
Asepsis
atau tindakan aseptik
Semua usaha yang dilakukan dalam mencegah masuknya
mikroorganisme kedalam tubuh dan berpotensi untuk menimbulkan infeksi. Tehnik
aseptik membuat prosedur lebih aman untuk ibu, bayi baru lahir dan petugas
dengan cara menurunkan jumlah atau menghilangkan seluruh mikroorganisme pada
kulit, jaringan hingga tingkat aman.
b.
Antisepsis
Mengacu pada pencegahan infeksi dengan cara
membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada kulit atau jaringan
tubuh lainnya.
c.
Dekontaminasi
Tindakan yang di lakukan untuk memastikan
petugas kesehatan dapat secara aman menangani berbagai benda yang
terkontaminasi darah/ cairan tubuh. Peralatan medis, jaringan dan instrumen
harus segara di dekontaminasi setelah terpapar darah atau cairan tubuh.
d.
Mencuci
dan membilas
Tindakan yang di lakukan untuk menghilangkan
semua noda darah, caiaran tubuh atau benda asing.
e.
Desinfeksi
Tindakan yang di lakukan untuk menghilangkan
hampir semua mikroorganisme penyebab yang mencermari benda mati atau
instrument.
f.
Desinfeksi
Tingkat Tinggi
Tindakan yang di lakukan untuk menghilangkan
hampir semua dan atau instrumen.
g.
Sterilisasi
Tindakan yang dilkukan untuk menghilangkan
semua mikroorganisme termasuk endospora bakteri dari benda mati.
4.
Manfaat
dan cara pencacatan medik asuhan persalinan
Pencatatan adalah bagian penting dari proses membuat
keputusan klinik karena memungkinkan penolong persalinan untuk terus menerus
memperhatikan asuhan yang di berikan selama proses persalinan. Mengkaji ulang
catatan memungkinkan untuk menganlisa data yang telah di kumpulkan dan dapat
lebih efektif dalam merumuskan suatu diagnosis dan membuat rencana asuhan.
5. Melakukan rujukan
Rujukan dalam kondisi optimal dan tepat waktu
ke fasilitas rujukan atau fasilitas yang memiliki sarana lebih lengkap
diharapkan dapat memberikan asuhan yang lebih
tepat.
Referensi
JNPK. 2017. Asuhan Persalinan Normal Asuhan Esensial Bagi
Ibu Bersalin Dan Bayi Baru lahir Sera Penatalaksanaan Komplikasi Segera
Pascapersalinan Dan Nifas Cunningham, F.Gary, dkk. 2006. Obstetri Williams. Edisi 21. Vol. 1. Jakarta:EGC.
Ashari, Ani. 2010. Asuhan Kebidanan Pathologi. Yogyakarta
: Pustaka Rohima Ralph C. Benson dan Martin L.Pernoll. 2008. Buku Saku Obstetri dan
Ginekologi. Jakarta : EGC.
Komentar
Posting Komentar